1001 Masjid, adalah sebuah komunitas dan jaringan sosial (non-komersial), yang mewadahi berhimpunnya orang-orang yang berkhidmad dan mendedikasikan diri pada pengajaran Al-Quran dan "menghidupkan" masjid-masjid.
---
Kegiatan-kegiatan komunitas ini fokus pada pemberdayaan masyarakat berbasis masjid, serta membangun jaringan antar masjid & pengajian.
---
Dengan berfokus dan berbasis pd masjid & pengajian, Komunitas 1001 Masjid diharapkan dapat menjadi jaringan sosial yg efektif dlm kegiatan-kegiatan sosialisasi dan pemberdayaan masyarakat.

Dakwah Profesional

Ketika da’wah tidak hanya bergulir di ruang-ruang masjid, namun juga dalam berbagai lembaga profesi dan kantor yang sarat formalisme (aturan baku yang mengikat) dan kecanggihan infrastruktur. Maka persoalan metode da’wah menjadi bahan renungan sangat penting. Salah satu dari metode itu ialah membasiskan seruan dan da’wah tersebut di atas prinsip-prinsip profesionalitas. Sesuatu yang di dalam Islam sering diistilahkan dengan itqon.
--
Kebutuhan akan profesionalitas dalam mengajak orang ke jalan kebaikan, sesungguhnya tidak hanya monopoli bagi orang-orang kantor. Tetapi setiap pekerjaan, terlebih ajakan ke jalan kebaikan, kepada siapapun ajakan itu disampaikan, kepada siapapun seruan itu disuarakan, semuanya memerlukan pengelolaan yang profesional. Itu sudah menjadi garis jalan (sunnah) yang ditetapkan Allah. Ia bahkan telah menyatu dengan tata kehidupan alam semesta.
--
Seorang muslim yang bisa tampil profesional dalam lingkup tugasnya, akan punya ruang dan kesempatan lebih untuk menyampaikan ajakannya ke jalan kebaikan. Maka, dapat dikatakan, sebelum mengajak orang lain, kita sendiri harus tampil profesional pada bidang-bidang harian yang menjadi tanggung jawab kita.
--
Berikut ini beberapa hal mendasar yang merupakan pilarpenting profesionalitas.
1. Kesungguhan Kerja (Performance)
Dalam konteks menjalankan tugas, misalnya, memahami secara mendalam materi penugasan yang kita emban adalah hal yang sangat penting. Sehingga, paling tidak, mesti tertanam dua motivasi dalam diri kita.
Pertama, bahwa pelaksanaan tugas ini terkait dengan prinsip bahwa kita selalu diawasi Allah SWT. Kedua, bahwa tugas itu pada hakekatnya adalah sarana "perkenalan" yang efektif kepada rekan-rekan dan atasan kita. Oleh sebab itu, perlu kiranya diupayakan penambahan ide-ide baru orisinil kita dalam penyelesaian tugas-tugasyang ada. Caranya, dengan lebih mendalami tugas yang diterima dan mencari tambahan referensi lain dalam penyelesaiannya.
--
2. Komunikasi Kerja (Writing and Reporting Skills)
Komunikasi dan penyampaian gagasan secara tertulis merupakan satu hal yang sangat penting dalam kerja profesi. Kita perlu terbiasa mengemas penyelesaian tugas yang kita jalani dengan laporan yang rapi. Ini membutuhkan kemampuan menulis laporan dan notulensi yang baik. Selain kemampuan menulis juga bermanfaat untuk mengkomunikasikan pekerjaan dan ide kita pada forum-forum seminar ilmiah. Sehingga melalui forum-forum seperti ini kita membangun networking lintas kantor (departemen lain atau kepada pihak swasta), atau lintas disiplin.
-
Maka membuat daftar (database) pribadi tentang tugas-tugas yang telah kita kerjakan akan memudahkan kita memberikan laporan secara sistematis kepada atasan dan dapat dipakai untuk mengukur prestasi kerja kita pribadi. Dengan langkah ini lah kita akan terbiasa bekerja tertata.
3. Memahami Visi Lembaga (Strategic Thinking)
Untuk dapat membuat ide besar di kantor, kita mesti mengenal apa ide dan tujuan besar keberadaan lembaga kita. Ini dikenal belakangan dengan istilah visi dan misi lembaga. Untuk mengetahui hal ini, kita dapat bertanya kepada keypersons clan membaca laporan-laporan lama yang ditulis para founding fathers institusi tempat kita bekerja, seraya terus mengikuti perkembangan mutakhir yang terkait dengan fungsi strategic institusi itu.
-
Selain itu, perlu ditemukan posisi unik dan signifikan institusi kita di tengah konstalasi pemerintahan. Pemahaman ini akan menjadi modal bagi kita untuk: pertama, bagi pribadi, menemukan kepastian dan kebanggaan akan tempat kerja. Dan kedua, meningkatkan kemampuan dalam membangun networking.
--
4. Mengajukan Gagasan (Formal Communication Skills)
Perangkat lain yang juga penting dalam da’wah profesi adalah kemampuan mengajukan gagasan secara oral. Keterampilan ini dimulai dari kemampuan dan kemauan untuk mendengar. Perlu ditemukan momentum-momentum penting di mana kita dapat menyampaikan gagasan-gagasan cerdas untuk meningkatkan prestasi lembaga. Hal lain dalam kaitannya dengan pengajuan gagasan adalah kemampuan presentasi ide. Ketepatan penyampaian masalah, waktu, dan sarana yang digunakan merupakan bekal yang sangat menunjang keberhasilan presentasi.
--
5. Manajemen Waktu dan Tugas (Time and Tasks Management)
Dalam menerima kesibukan tugas, kita mesti pandai memilah berdasarkan tingkat prioritas. Pada saat sibuk dibutuhkan kecepatan dan ketepatan kerja. Baik sekali bila kita punya teman sejawat yang dapat bahu membahu menyelesaikan tugas-tugas yang mesti dikerjakan.
-
Namun ada saatnya tugas-tugas itu mesti dikerjakan sendiri. Inilah fase di mana kemampuan kita diuji secara optimum. Bahkan jika kita mampu melalui fase ini, barangkali tidak lama lagi kita akan diberikan amanah kepemimpinan (misalnya pimpinan unit kerja, kelompok kerja atau unit struktural. Kunci terpenting untuk dapat melalui fase ini adalah kemampuan memenej waktu dan tugas dengan baik. Ketekunan dan ketepatan kita masuk dan pulang pada jam kantor sangat penting.
--
6. Jaringan (Network Creating)
Pemahaman kita akan visi dan misi lembaga ditambah perkenalan kita dengan key persons akan membawa kita pada lingkungan dan forum-forum yang lebih luas. Jaringan komunikasi juga mesti dirintis atas dasar kemampuan individual. Salah satunya adalah dengan memasuki asosiasi profesi yang terkait dengan spesialisasi kita. Asosiasi profesi biasanya mengadakan pertemuan ilmiah atau kongres secara rutin. Forum-forum ini merupakan tempat efektif untuk memperkenalkan keahlian atau spesialisasi kita.
Ada cara lain yang sangat efektif untuk memperkenalkan diri ke masyarakat luas, yaitu dengan menyampaikan gagasan pada media massa yang dibaca oleh orang banyak. Atau dengan menggagas penelitian dan kerja lintas kantor. Intinya adalah kita membangun networking seluas mungkin.
----------
----------
Enam tips itqon di atas dapat dikatakan bersifat individual dalam rangka memperkenal sosok kita. Ini merupakan syarat penting sebelum kita berinteraksi dengan orang lain dan mengajak mereka ke jalan kebaikan, secara personal maupun massal. Bisa dikatakan, menjadi pribadi yang profesional adalah entry pointnya. Setelah itu, masih banyak hal yang mesti dilakukan. (wallahu’alam)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar