1001 Masjid, adalah sebuah komunitas dan jaringan sosial (non-komersial), yang mewadahi berhimpunnya orang-orang yang berkhidmad dan mendedikasikan diri pada pengajaran Al-Quran dan "menghidupkan" masjid-masjid.
---
Kegiatan-kegiatan komunitas ini fokus pada pemberdayaan masyarakat berbasis masjid, serta membangun jaringan antar masjid & pengajian.
---
Dengan berfokus dan berbasis pd masjid & pengajian, Komunitas 1001 Masjid diharapkan dapat menjadi jaringan sosial yg efektif dlm kegiatan-kegiatan sosialisasi dan pemberdayaan masyarakat.

PILOT PROJECT: Agustus - Oktober 2009: 70 Orang Bisa Baca Al Quran (8 Majelis Taklim Al Quran)

Link web: http://bacaquranmudah.blogspot.com/2012/02/pilot-project-agustus-oktober-2009-70.html


12 Sep' 2009: 20 orang Bisa Baca Al-Quran

Sejak awal Ramadhan (ketika program bulan Ramadhan dipublikasikan), hingga pertengahan kedua bulan Ramadhan, program ini telah berhasil mengentaskan 20 orang buta huruf Al-Quran.
--
20 orang tersebut terdiri dari 4 kelompok: 1 kelompok di Wonodri (Bapak-bapak), 1 kelompok ibu-ibu di Lamper Mijen (Musholla Al-Huda), dan 2 kelompok ibu-ibu di Lamper Tengah.
--
, ,,
--
Pada awalnya, sulit untuk mencari orang-orang yang mau belajar, karena sebetulnya banyak yang ingin untuk belajar dan bisa membaca Al-Quran, tapi merasa malu jika belajarnya dilakukan di Masjid/musholla.
Baru kemudian ketika publikasi dilakukan melalui pendekatan personal, dan proses belajar dilakukan tidak lagi di masjid/musholla tetapi di rumah-rumah, banyak sekali yang kemudian mendaftarkan diri.
--
Selanjutnya karena sementara tenaga pengajarnya hanya beberapa orang, pengajaran dilakukan per siklus/gelombang. Jadi ketika suatu kelompok telah selesai dalam 1 pekan, kemudian dilanjutkan kelompok baru di pekan berikutnya. Dan setiap pekannya (tiap gelombang), ada 3 kelompok (15 orang) yang diajarkan belajar baca Al-Quran.
--
Hal yang paling mengharukan adalah ketika para peserta ini mulai menginjak pada bacaan Al-Quran. Sebagian mereka hampir tidak pernah terbayangkan sebelumnya untuk bisa membaca Al-Quran. Karena ada yang sudah merasa tua, adanya pandangan bahwa belajar baca Al-Quran itu sulit, dan mereka merasa butuh waktu bertahun-tahun untuk bisa membaca Al-Quran.
Sehingga ketika tanpa terasa setelah 4 x pertemuan, kemudian mereka mulai membuka dan membaca Al-Quran, mereka merasa telah melakukan hal yang sangat luar biasa dalam hidup mereka.
--
Atas sodaqoh dari beberapa donatur, diakhir program mereka semua mendapat hadiah 1 buah mushaf Al-Quran sebagai "sertifikat" mereka sudah bisa baca Al-Quran.
Luapan kebahagiaan pun mewarnai hati mereka.
--
--
Pak Sukardi & Pak Sugiman, mereka sudah mengikuti pengajian belajar Al-Quran di Musholla-nya 2x sepekan selama 3 tahun, dan selama itu baru sebatas belajar membaca huruf & makhroj' (pelafasan huruf).
Karena itu mereka merasa bersyukur sekali pada akhirnya bisa membaca Al-Quran dengan program ini hanya dalam 4x pertemuan. Dan pada pertemuan ke 8 sudah hampir menyelesaikan juz 1 dari Al-Quran.
Dan Al-Quran yang diberikan pada mereka dari program ini menjadi 'benda' kesayangan mereka. 
--
Pak Win, sebelumnya tidak pernah membayangkan bisa membaca Al-Quran. Karena yang ia tahu membaca Al-Quran itu susah, apalagi kalau sudah tua. Butuh bertahun-tahun untuk bisa. Awalnya tidak percaya, bagaimana mungkin hanya 5x pertemuan bisa membaca Al-Quran. Tapi setelah melewati dan mulai bisa membaca baru sekarang yakin, dan sejak saat itu sangat senang bisa ikut meramaikan tadarusan di masjidnya.
--
Bu Semi, dulu sering iri melihat ibu-ibu lain yang bisa baca Al-Quran dan ikut tadarusan di masjid. Ingin sekali untuk bisa baca Al-Quran. Kini setelah bisa mulai membaca Al-Quran, ingin setiap hari membaca Al-Quran.
--
Bu Salimah, dulu sudah pernah beberapa kali belajar baca Al-Quran, bahkan sudah "private" (panggil guru) juga beberapa kali. Tapi karena tidak pernah ada kemajuan, akhirnya "kapok" untuk belajar Al-Quran.
Setelah 2x pertemuan, baru yakin bahwa Al-Quran itu jika belajarnya benar, tidak sulit. Hingga sekarang punya keinginan mengkhatamkan Al-Quran sesering mungkin.
--
Bu Sri, Bu Semi, dan Bu Evi, bisa baca Al-Quran setelah 4x pertemuan. Senang sekali bisa ikut tadarusan di masjid sama ibu-ibu yang lain yang bisa baca Al-Quran. Ingin segera mengkhatamkan Al-Quran.
---------


25 Okt 2009: 45 Orang Bisa Baca Al-Quran

Dari pertengahan September hingga pekan ke-3 bulan Oktober, telah terselesaikan 5 kelompok lagi "terbebas" dari buta huruf Al-Quran.
Sehingga hingga tanggal 25 Oktober 2009 ini, Program PBHA telah mengentaskan 45 orang dari buta huruf Al-Quran, serta telah terbentuk 4 Majelis Taklim Tadarusan Al-Quran (Taklim Tadarusan) di dua kelurahan di Semarang Selatan.
--
  
Kelompok Ke-5 Program PBHA
(Jamaah Masjid Al-Ma'arif - Lamper Mijen)
--

 
Kelompok Ke-6 Program PBHA
(Jamaah Masjid Baitul Mukmin - Lamper Tengah)
--
Kelompok Ke-7 Program PBHA
(Ibu-ibu Jamaah Masjid Baitul Mukmin - Lamper Tengah)
--

 
Kelompok Ke-8 dan Ke-9 Program PBHA
(Jamaah Masjid Baitul Mukmin - Lamper Tengah)
--
Yang paling luar biasa dari beberapa kelompok terakhir ini adalah kita menemukan orang-orang yang punya semangat yang luar biasa dalam belajar membaca Al-Quran...
Mungkin ada beberapa bagian yang tidak mudah bagi mereka untuk belajar membaca Al-Quran dalam 5x pertemuan. Demikian juga bagi mereka yang mengajarkannya...
--
Namun adalah hal yang luar biasa ketika kita melihat dari orang-orang yang mempunyai impian untuk bisa membaca Al-Quran dan ber-Islam lebih baik, bisa menembus kesulitan-kesulitan bagi dirinya.
--
Ada yang harus berhenti keluar ruangan untuk mengambil udara segar, setelah terengah-engah,
Ada yang harus berhenti untuk sekedar mengurangi cucuran keringat yang sudah membasahi bajunya,
Ada yang harus behenti sejenak untuk berapa hisap rokok untuk menenangkan diri..
Tapi yang luar biasa adalah mereka tidak menyerah, mereka menyelesaikan program!

------------------------------------------------------------------------------------------------------


15 Nov' 2009: 70 Orang Bisa Baca Al-Quran

Tercatat dari akhir Oktober hingga pertengahan November, telah terbentuk dan terselesaikan 5 kelompok lagi "terbebas" dari buta huruf Al-Quran.

Dengan jenjang waktu yang hanya 5 hari, menjadikan sistem ini cepat dalam memperkenalkan Al-Quran, terutama kepada kalangan bapak-bapak dan ibu-ibu.

Setelah berjalan 3 bulan, rintisan Program Pengentasan Buta Huruf Al-Quran ini mulai menemukan pola dan sistematikanya, dan program ini dapat dikembangkan dengan memperbanyak pengajarnya. Sehingga direncanakan kegiatan-kegiatan mulai diarahkan untuk memperbanyak tenaga pengajarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar